From …..
sleepin sun …
menata kata
semerdu irama hujan
mengungkap caramu
mencinta dengan cantik
kalimat sederhana
kau selipkan
di telinga sebagai bunga
abadi di pendengaran
aku dan seluruhku
adalah milikmu
rindu tambah cantik
dari hari ke hari
padamu seorang
aku bakal melenyap
dalam sempurna kau
dan seperti tanah tersaput rata
demikian kau
tumbang di gairahku
bila saat itu tiba
vara Jauza: ini syair dari hujan
yang derasnya membasuh
satu detak jantung
telah ku titip rindu
pada tiap tetes airnya
membaurkan airmata
hingga tak kentara
pada kau yang jauh
semoga tangan bisa menyentuh
lalu ingat pada wajah
yang cinta bertubi-tubi
sejak kau menyapa
dunia menggema suara rindu
kau pandai mewujud cinta
sebulat lengkung bulan
bahagia terpancar
seperti ombak saling kejar
tiada berdaya
sembunyikan lagi kata
karena semua adalah benar cinta
betapa angan merana
menjelma bermacam lukisan
tentang kau
rasa sayang tinggi menjulang
melambung pelan-pelan
ini pasti suratan
karena selalu kudengar
kau memanggil namaku
di hening yang tidak aku cipta
kuciumi hawa rindu
saat turun hujan
begitu banyak kata
sudah membasuh dada
ini raga
menyongsong cahaya
dari cinta yang benar
di coretan waktu
puisi belum juga usai
sebelum menggandeng kau
ke tempat yang bukan dinamakan mimpi
kita punya langit
yang dipenuhi tatasurya
aku mau jadi salah satu
yang akan menemanimu
melewati hari
tapi aku
tak mau jadi bintang
yang hilang kala siang
aku juga tak mau jadi matahari
yang hilang kala malam
aku mau jadi sesuatu yang selalu bersinar
kapan pun kau melihat langit
ruang kosong
keheningan
terisi sudah
sebentuk wajah
seiring waktu
cakrawala tampak lebih biru
aku dijamu
bermacam-macam rasa
segala indah
yang kau cipta
dengan berani
aku terkesan
dalam puisi
dalam kata
betapa telah kukatakan
rindu ini lekat
lelahpun hilang
ketika mengingatmu
betapa kekuatan cinta ini
luar biasa hebatnya
rindu penuhi dada
saat aku mencipta kau
hadir disini
di celah-celah ingatan
ku gambar kau
yang tak bisa diam
terus menerus
membisikkan kata cinta
di bawah sinar rembulan
ku tak mau lagi
berjalan sendirian
karena kini
aku punya kau
Puisi puisi untuk cinta
Kutulis… tanpa pernah mengerti
Adakah ia telah membacanya
Namun aku tak peduli
Sebab cinta akan tetap ada
Prosa-prosa yang kutulis tentang cinta
Kutulis…mengalir lepas tanpa batas
Adakah ia mengetahuinya?
Tidak pun tetap akan kutulis terus prosa
Sebab cinta tetap selalu untuknya
Walau sejuta puisi takkan pernah mampu menggambarkan untukmu
Seperti apa aku menyayangimu, mencintaimu, membutuhkanmu
Sejuta puisi tetap kan kutulis untukmu
Walau itu menghabiskan sepanjang waktu
Walau sejuta puisi takkan pernah bisa gantikan keberadaanku setiap kerinduanmu
Semoga sejuta puisi selalu sadarkanmu bahwa aku tak pernah jauh
Kan selalu ada kamu di hatiku, sejuta puisiku hanya kan bercerita itu
Tatkala aku mencintai ….
Tiada berbalas cintaku dan aku berhenti mencintai ….
Betapa kemudian aku menyadari ….
Kesuraman hitam putih cinta yang aku miliki ….
Ketika aku mencintai ….
Kemudian tiada lagi yang aku cintai ….
Terasa hilang semua cinta yang biasanya aku temui ….
Rupanya kelam hitam putih cinta yang aku jalani ….
Ketika aku dicintai ….
Namun tiada aku menyadari ….
Tak sedikitpun aku mencoba mengerti ….
Keangkuhan hitam putih cinta yang kemudian di jiwa merajai ….
CINTAKU TIADA KAYA WARNA ….
BERDIAM IA DALAM KEADAAN PEMBERIAN DAN KEINGINAN MENERIMA SEMATA ….
Akupun berlari untuk sebuah pencarian
Menempuh waktu yang terdesak oleh keterbatasan
Bersama harap yang tiada berhenti
Sampai berbagai warna akhirnya kudapati
vara Jauza sedang mengetik…
vara Jauza: Tatkala aku mencintai ….
Tiada berbalas cintaku dan ketidakpuasan mewarnai ….
Betapa kemudian aku menyadari ….
Warna ketulusan sudah waktunya kulukiskan di hati ….
Ketika aku mencintai ….
Batasan waktu menghilangkan yang aku cintai ….
Warna kesabaran, dan penerimaan yang mesti diberi ….
Sebelum kekelaman hati dalam kehampaan aku jalani
Ketika aku dicintai ….
Belajar aku menorehkan warna menghargai ….
ketika rasa amarah itu hinggap, cinta datang menegurku
untuk tidak membiarkan emosi bersemayam dalam hatiku
ketika kebencian melanda jiwa, cinta datang menegurku
untuk selalu memaafkan setiap kesalahan
ketika egois tidak terkendali, cinta datang menegurku
untuk mengingatkanku akan kebaikan orang lain
ketika ujian menghampiri, cinta datang menegurku
untuk membantu memberikan jalan keluar
ketika air mata ini menetes, cinta datang menegurku
untuk menyeka air mataku dan memberikan bahunya untukku
ketika beban berat menderaku, cinta datang menegurku
untuk membantu menopang semua bebanku
ketika luka besar menganga dalam jiwaku, cinta datang menegurku
untuk membasuh dan menutup luka itu
vara Jauza sedang mengetik…
vara Jauza: ketika aku jatuh dalam sakit, cinta datang menegurku
untuk memberikan tangannya dan membantuku bangkit kembali
ketika jiwa ini lapar dan dahaga, cinta datang menegurku
untuk memberikan santapan nikmat keimanan
cinta ini tak akan pernah mati, karena cinta ini adalah keimanan
di penghujung senja kau mulai menampakkan sinarmu
bintang……………….
sinarmu yang indah
mampu membuat hatiku yang redup
kembali bergairah
bintang………..
pancaran pesonamu
mampu membuat senyumku yang hampa
kembali ceria…….
andaiku dapat mengapai langit
kurengkuh engkau erat, sehingga tak seorang pun mampu membawamu
tapi……..engkau bintang
sampai kapanpun engkau tetap bintang
jangan pernah berhenti bersinar
karena setiap malam, ada seseorang
yang selalu menanti cahayamu
yaitu aku……….
Tak kan pernah adil memang
Bandingkan masa lalu dan masa depan
Kenangan dan harapan
Satu kenyataan yang t’lah silam, dan
satu kenyataan yang diimpikan
Jujur kutak pernah seperti ini
Sekian waktu t’lah berlalu
Kukira, rasa ini takkan lagi hadir
Hingga kini kutemukan indahmu
Terucap satu kata syukur saat kau hadir
Menemani hari-hari meski tak slalu
Ada setia terwujud rasa saling percaya
Walau tak jumpa tetap kan cinta
Berjalan dengan waktu, kayuh hidup berdua
Sisipkan makna untuk masa depan
Goreskan setitik harapan tentang cinta
Hidup ini adalah untukmu